Sejumlah Masjid di Prancis Dituding Radikalisme, Enam Diantaranya akan Ditutup

Paris, PUBLIKASI — Gerald Darmanin Menteri Dalam Negeri Prancis mengakui, pihaknya siap menutup enam masjid di Sarthe, Meurthe-et-Moselle, Cote-d’Or, Rhone, dan wilayah Gard.

Tidak sampai disitu pemerintah juga menentang pembangunan sebuah masjid bernama “Eyup Sultan” di Strasbourg yang berafiliasi dengan Islamic Community National View (IGMG), meskipun ada persetujuan dari otoritas setempat.
“Kami menyebarkan teror di antara mereka yang ingin melakukan teror kepada kami,” kata Darmanin dikutip Anadolu Agency, (1/10).

Darmanin mengatakan kepada surat kabar Le Figaro, pemerintah melakukan pemeriksaan yang dilakukan di 89 masjid atas tuduhan radikalisme sejak November 2020. Hasil dari pemeriksaan tersebut, sepertiga di antaranya telah ditutup.

ditambahkannya, pejabat agama dari luar negeri tidak akan dapat datang ke Prancis mulai 2023. Dia telah menginstruksikan para gubernur untuk tidak memperbarui izin tinggal orang-orang itu. Pemerintah tidak memperbarui izin tinggal orang yang dihukum karena perdagangan narkoba dan kekerasan dalam rumah tangga di negara itu.

Sebelumnya, dari 89 masjid yang diperiksa, sepertiganya sudah ditutup sejak November 2020. Bahkan sebelum Undang-Undang (UU) Antiseparatisme diberlakukan pada Agustus, 650 tempat ditutup karena diduga menampung ekstremis. Sebanyak 24 ribu tempat juga diperiksa oleh polisi Prancis.
Ia mengakui, pemerintah memperhatikan bahwa lima asosiasi Muslim yang diduga mempromosikan “Islam politik” telah ditutup sejauh ini. Dia mengatakan undang-undang separatisme memungkinkan pemerintah untuk melakukan lebih dari itu. *Ristia

Leave a Comment!