Jakarta, PUBLIKASI – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan lebih dari 700 kasus cacar monyet atau monkeypox telah terdeteksi di seluruh dunia, termasuk 21 kasus di AS.
Ratusan pasien itu saat ini ada yang sudah sembuh dan sebagian masih dalam masa pemulihan tapi tidak ada kasus fatal.
CDC menambahkan, 16 dari 17 kasus pertama diidentifikasi dari aktivitas hubungan seks gay. Sementara 14 kasus lainnya berasal dari riwayat perjalanan lintas daerah.
“Kami juga memiliki setidaknya satu kasus di AS yang tidak memiliki hubungan perjalanan atau mengetahui bagaimana mereka memperoleh infeksi mereka,” kata Wakil Direktur Divisi Patogen dan Patologi Konsekuensi Tinggi CDC Jennifer McQuiston dilansir dari AFP, Sabtu (4/6).
McQuiston kemudian menjelaskan, cacar monyet memang merupakan penyakit langka yang terkait dengan penyakit cacar, namun tidak separah cacar. Cacar monyet ditandai sejumlah gejala yang menyebabkan ruam yang menyebar, demam, kedinginan, dan nyeri.
Umumnya penyakit ini terbatas di Afrika barat dan tengah, serta sejumlah negara endemis lainnya. Namun, kasus cacar monyet telah dilaporkan di Eropa sejak Mei dan jumlah negara yang terkena dampak telah bertambah sejak itu.
Kanada juga merilis angka baru per Jumat kemarin dengan 77 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi. Di Kanada, hampir semuanya terdeteksi di provinsi Quebec yang merupakan tempat hilir vaksin didistribusikan.
Sejumlah pihak menilai kemungkinan penyebaran cacar monyet baru-baru ini terkait dengan sejumlah festival gay di Eropa. Kendati begitu, cacar monyet tidak dianggap sebagai penyakit menular seksual, melainkan penularan penyakit yang berasal dari kontak kulit-ke-kulit yang dekat dengan seseorang yang menderita luka cacar monyet.
AS Pastikan Vaksin Lebih dari Cukup
Direktur Senior untuk Keamanan Kesehatan Global dan Divisi Biodefense Gedung Putih Raj Panjabi menambahkan, 1.200 vaksin dan 100 kursus pengobatan telah dikirimkan ke negara bagian AS. Saat ini ada dua vaksin resmi yang digunakan yakni ACAM2000 dan JYNNEOS. Kedua vaksin itu awalnya dikembangkan untuk melawan penyakit cacar.
Meskipun penyakit cacar telah dieliminasi, AS masih menyimpan vaksin di cadangan nasional strategis. Adapun vaksin merek JYNNEOS lebih modern dan memiliki efek samping dari pemberian vaksin yang lebih ringan.
“Kami terus memiliki lebih dari cukup vaksin yang tersedia,” kata Asisten Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk Kesiapsiagaan dan Respon Dawn O’Connell kepada wartawan.
Adapun pada akhir Mei, CDC mengatakan bahwa mereka memiliki 100 juta dosis ACAM200 dan 1.000 dosis JYNNEOS yang tersedia, namun O’Connell pada Jumat lalu menyebut jumlah vaksin itu telah berubah, kendati ia tidak dapat mengungkapkan angka pastinya karena alasan strategis.
Ia kemudian mengatakan bahwa CDC juga telah mengizinkan dua antivirus yang digunakan untuk mengobati cacar monyet, yakni TPOXX dan Cidofovir. *Arya