Pertamina Dorong Kemandirian Papua Lewat Kilang Kasim

Sorong, PUBLIKASI — PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendorong kemandirian di wilayah timur Indonesia melalui pengembangan Kilang Refinery Unit (RU) VII Kasim (Kilang Kasim, red) milik PT Kilang Pertamina Internasional di Papua Barat Daya. Dalam kunjungan kerja (management walkthrough) pada Kamis,15 Mei 2025, Direktur SDM Pertamina, M. Erry Sugiharto menyoroti pentingnya peran kilang tersebut sebagai simbol kehadiran negara dan lokomotif ekonomi Papua.

Pada kesempatan tersebut, Erry menyampaikan apresiasi kepada seluruh pekerja Kilang Kasim atas dedikasi dan pencapaian operasional. Beliau juga terus mendorong perkembangan pembangunan proyek open access yang saat ini mencapai 70,46 persen. Menurut Erry, proyek ini menjadi kunci untuk mengoptimalkan pasokan minyak mentah serta peningkatan kapasitas produksi kilang dari rata-rata saat ini 5.500 barel per hari menuju target yang lebih tinggi sesuai kapasitas desain.

“Capaian dengan keselamatan kerja merupakan bukti nyata kerja keras, inovasi, dan kolaborasi seluruh tim. Kami berharap Kilang Kasim terus berkembang menjadi penopang utama ketahanan energi di Papua, serta mencetak generasi unggul Indonesia Timur menyambut Indonesia Emas 2045,” ujar Erry.

Erry juga menegaskan, selain peningkatan produksi, kilang ini juga berkontribusi terhadap pembangunan daerah. Saat ini, sebanyak 53 persen pekerja organik berasal dari Papua. Jika digabung dengan tenaga non-organik dan pekerja proyek, jumlah total pekerja mencapai sekitar 790 orang, menjadikan kilang ini salah satu pusat penyerapan tenaga kerja terbesar di kawasan timur.

Dalam pertemuan dengan Perwira Kilang Kasim, Erry juga menyampaikan sejumlah arahan strategis dalam bidang SDM, mulai dari peningkatan kompetensi pekerja, penguatan kepemimpinan lapangan, pengembangan budaya kerja yang mengutamakan keselamatan (HSSE), hingga dorongan transformasi digital dan keseimbangan kualitas hidup.

“Kami ingin kilang ini tak hanya efisien dan aman, tetapi juga menjadi tempat kerja yang sehat, terbuka, dan membanggakan. Suara pekerja penting, dan kami ingin memastikan mereka tumbuh bersama perusahaan,” tegasnya.

Sementara itu, General Manager RU VII Kasim, Yodia Handhi Prambara menjelaskan, Kilang Kasim mulai beroperasi pada 1997 dan kini memproduksi berbagai jenis BBM, seperti Pertalite, Biosolar B40, dan bahan bakar kapal (IFO). Kilang Kasim juga tengah menguji coba produksi Pertamax. Proses produksi utama dilakukan melalui unit CDU, NHTU, dan CRU, dengan dukungan fasilitas tangki dan jetty.

“Dengan proyek open access, kami membangun jetty ketiga berkapasitas hingga 200 ribu barel untuk mendukung suplai minyak mentah dari berbagai sumber. Ini sangat penting agar kilang dapat beroperasi optimal setiap hari dan menjamin pasokan BBM di Papua dan sekitarnya,” ujar Yodia.

Yodia juga menjelaskan bahwa pengembangan proyek open access akan mencakup pembangunan tangki baru, fasilitas perpipaan, substation, ruang kontrol, hingga konektivitas jetty. Jetty ini ditargetkan beroperasi penuh pada akhir Desember 2025. Sementara itu, sebagian fasilitas seperti tangki 40 telah memasuki tahap akhir pengerjaan dan direncanakan diuji coba (hydrotest) pada akhir Juni 2025.

Melalui kolaborasi antara pusat dan wilayah, serta dukungan mitra seperti Hutama Karya dalam proyek open access, Pertamina optimistis Kilang Kasim dapat menjawab tantangan energi sekaligus memperkuat posisi Indonesia Timur dalam peta energi nasional.

Dalam kunjungan tersebut, Erry yang didampingi oleh SVP Human Capital Management Pertamina, Saptiadi Nugroho; Direktur SDM KPI, Tenny Elfrida; dan manajemen KPI lainnya juga meninjau RS Pertamina Sorong dan meresmikan Daily Check Up Center yang melayani dan memastikan kesehatan pekerja yang berada di lingkungan Kilang Kasim.( Sonny H. Sayangbati)

Leave a Comment!