Jakarta, PUBLIKASI – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengundurkan diri dari jabatannya.
Kabar mundur ini didapatkan dari sejumlah media Inggris termasuk BBC.
BBC melaporkan Johnson diperkirakan akan mundur sebagai pemimpin partai berkuasa, Partai Konservatif, dalam beberapa jam ke depan.
“Boris Johnson akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Konservatif hari ini — dia akan terus menjabat sebagai perdana menteri sampai musim gugur,” kata editor politik BBC Chris Mason dalam laporannya.
Mason menuturkan Partai Konservatif akan menggelar pemilihan ketua yang baru untuk menggantikan Johnson sebagai pemimpin partai dan PM Inggris pada Oktober mendatang.
Dalam sistem pemerintahan Inggris, kursi perdana menteri diisi oleh pemimpin partai yang memenangkan pemilu. Jika, pemimpin partai itu mundur otomatis kursi perdana menteri juga akan dilepas melalu sejumlah proses.
Jika terkonfirmasi, keputusan Johnson untuk mundur ini berlangsung setelah hampir 50 menteri dan pejabat di dalam kabinetnya mundur. Setidaknya hingga kini ada 10 menteri senior dan menteri muda yang telah memutuskan mengundurkan diri setelah menganggap pemerintah tidak bisa dipercaya lagi.
Desakan Johnson untuk lengser ini semakin santer terdengar lantaran sang perdana menteri dan pemerintahannya terus terperosok dalam skandal sejak beberapa bulan terakhir.
Skandal Johnson di awali oleh pelanggarannya terhadap aturan lockdown Covid-19 pada 2020 dan 2021 lalu. Sang perdana menteri didenda oleh polisi karena melanggar undang-undang lockdown Covid-19 dengan menghadiri dan menggelar pesta.
Johnson juga dikritik lantaran membela anggota parlemen partainya yang melanggar aturan lobi. Kenaikan harga biaya hidup, sembako, hingga bahan bakar juga turut mendorong warga Inggris mengkritk kepemimpinan Johnson.
Puncaknya, Johnson dikritik habis-habisan setelah tetap menunjuk seorang pejabat untuk mengisi jabatan dikabinetnya meski dia telah tersandung dugaan pelecehan seksual. *Arya