Jakarta, PUBLIKASI – Gowes atau bersepeda menjadi salah satu aktivitas yang ngetren selama pandemi. Karena semakin digandrungi dan banyak pemula, Jakarta Cycling Community (JKT.CC) memberikan tips aman gowes dan berpeloton.
JKT.CC berdiri sejak 26 September 2017 di Jakarta. Oleh beberapa “cyclist” yang sudah menekuni dunia roadbike sejak 2014. JKT.CC merupakan sebuah komunitas yang terbuka untuk para cyclist (roadbike) yang ingin melakukan gowes bareng secara rutin.
Tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi bagian dari JKT.CC, namun sangat ditekankan untuk mempunyai skill bersepeda yang baik, dan mau untuk menjaga ketertiban berlalulintas di jalan raya serta menjaga hubungan baik antar sesama anggota komunitas.
JKT.CC mempunya jadwal mingguan di hari RABU, JUMAT dan SABTU. Untuk Rabu dan Jumat, rute yang ditempuh berkisar 40km dan untuk hari Sabtu berkisar 100km. Titik kumpul nya berada di Senayan City Mal Jl. Asia Afrika jam 5:30 pagi, dan finish di Plasa Senayan. Saat ini JKT.CC mempunyai member yang aktif sekitar 100 orang, dan non-aktif & followers lebih dari 7000 (instagram) lebih dari 4000 (strava)
Di tahun 2020 ini banyak sekali member baru dengan adanya fenomena “beli sepeda” di saat pandemik ini. Kondisi ini tentunya membuat kami senang bahwa keinginan masyarakat untuk bersepeda meningkat. Namun, banyak nya “newbie” ini juga membuat JKT.CC ingin memberikan tips tips dan kiat bersepeda terutama dalam ber “PELOTON”
Nah, apa itu Peloton?
Peloton adalah bahasa perancis yang artinya peleton. Bersepeda secara berkelompok sehingga membentuk sebuah peloton. Secara umum 2 riders terdepan yang biasa disebut RC (Road Captain) atau “Tukang Tarik” di ikuti oleh riders dibelakangan nya dengan format dua-dua.
Belakangan ini bersepeda semakin digemari oleh masyarakat jakarta sejak pandemi. Seringkali terlihat dipagi hari rombongan sepeda roadbike melintas di jalan protokol jakarta dengan kecepatan yang bisa menembus 40km/h bahkan sampai 50km/h. yang tentunya menuntut skill yang dan stamina yang memadai untuk dapat ikut serta dalam sebuah “Peloton”
Apa keuntungan dari ber-peloton?
RC / Tukang Tarik biasa nya adalah yang mempunyai stamina dan power yang lebih dan juga pengalaman sehingga riders dibelakang nya mendapat keuntungan dari hambatan angin yang lebih rendah, teknik ini disebut juga drafting. Namun, selain keuntungan tersebut, ber peloton juga bagian dari kedisiplinan di jalan raya. Sehingga sebuah peloton tidak menghabiskan jalan dan mengganggu kendaraan lain (motor/ mobil)
Berpeloton di jalan raya merupakan suatu aturan umum di semua komunitas/ klub roadbike. Dari yang paling kecil 4 riders sampai dengan 100 riders. Tentunya ada rules/guidance yang berlaku di tiap-tiap komunitas/ klub, seperti; tidak boleh mendahulukan RC, memberi ruang untuk pesepeda wanita, tidak melakukan gerakan yang membahayakan, tidak ngerem mendadak, dan bagi yang baru mulai bersepeda disarankan untuk mengambil posisi di belakang.
Selain RC, ada juga “sweeper” yang posisi nya ada di paling belakang yang tugas nya untuk memastikan semua rombongan tidak ada yang tertinggal. Posisi sweeper ini juga biasanya di isi oleh yang berpengalaman. Terakhir untuk peloton yang besar, ada 2-3 orang “marshall” yang posisi nya fleksibel di dalam peloton yang fungsi nya untuk memberi tahu/ menegur riders untuk supaya peloton tetap “rapi” membuat barisan.
Baik RC dan marshall akan memberikan gerakan-gerakan isyarat dengan tangan untuk kondisi2 jalan didepan, seperti adanya lubang, hambatan, lampu merah, dll. Dan semua ini harus ditaati oleh semua rombongan.
Selain dari etika berpeloton, JKT.CC juga sangat memperhatikan social distancing dan selalu mengimbau untuk membawa masker, dan menggunakannya sebelum dan sesudah bersepeda. (Red)