Jakarta, PUBLIKASI – Dr. John N Palinggi, M.M, M.B.A., memuji sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah meresmikan Bandara Toraja sekalipun tantangannya berat. Ia meyakini lapangan terbang yang juga disebut Bandara Buntu Kunik ini akan membangkitkan kembali gairah pariwisata dan perekonomian kawasan Negeri di atas tersebut.
Tokoh nasional yang juga putra asal Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) Dr. John N Palinggi, M.M, M.B.A., menjadi saksi terwujudnya dan peresmian Bandar Udara (Bandara) Toraja, di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan pada Kamis, 18 Mei 2021 pagi.
Ketua Harian Kerukunan Umat Beragama Indonesia (Bisma) ini merupakan salah satu dari 28 undangan resmi yang menghadiri dan turut mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pelabuhan Udara Toraja.
“Peresmian Bandara Toraja kemarin pada 18 Mei 2021 adalah mukjizat dari Tuhan, anugerah Tuhan, putusan Tuhan melalui Bapak Presiden Joko Widodo yang setahun lalu memutuskan akan menyelesaikan pembangunan bandara sekalipun tantangannya berat,” kata Dr. John N Palinggi.
Alasannya menyebut penyelesaian Bandara Toraja sebagai mukjizat Tuhan lantaran selama ini, pembangunan fasilitas di kawasan Timur Indonesia, khususnya Toraja sangat diskriminatif oleh pihak pihak tertentu. Padahal Tana Toraja memiliki potensi luar biasa, baik dari sisi pertanian dan pengolahan kopi hingga potensi pariwisata yang sudah mendunia.
Toraja pernah menjadi salah satu tujuan utama dan primadona destinasi wisata di Tanah Air. Bahkan, pemerintah saat itu menetapkan Toraja sebagai persinggahan wisata kedua setelah Bali. Namun pamor pariwisata Toraja mulai surut. Wisatawan asing dan domestik yang berkunjung menurun drastis. Itu bukan karena Toraja sudah tidak menarik lagi, tetapi karena akses yang sulit membuat Toraja menjadi terkucil dan dilupakan dalam peta pariwisata dunia.
Untuk menuju Toraja yang berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, diperlukan waktu delapan sampai sembilan jam perjalanan darat dari Makassar dengan jarak sekitar 300 km. Tidak ada penerbangan ke Toraja.
Karena itu, Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDIN) ini meyakini, kehadiran bandara tersebut akan membangkitkan kembali gairah pariwisata dan perekonomian kawasan Negeri di atas tersebut. Sebab, ketersediaan bandara adalah salah satu penunjang utama kemajuan pariwisata.
Karena itu, Dr. John M. Palinggi tidak lupa mengucapkan terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden K. H. Ma’ruf Amin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum Mochamad Basoeki Hadimoeljono hingga Pemerintah Daerah setempat, terkait proses awal perencanaan, pembangunan sampai Bandara Toraja terwujud dan diresmikan.
Membuka Konektivitas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandar Udara (Bandara) Toraja, di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan pada Kamis, 18 Mei 2021 pagi. Dari lokasi tersebut, Presiden juga meresmikan Bandara Pantar, di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), secara virtual.
Kepala negara mengatakan, kelak kehadiran kedua bandara ini dapat memberikan manfaat lebih besar, utamanya bagi pertumbuhan ekonomi di daerah. Menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan memicu sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru.
Bandara Tana Toraja atau juga dikenal dengan Bandara Buntu Kunik memiliki landasan pacu sepanjang 2.000 x 30 meter. Namun, saat ini yang efektif digunakan baru sepanjang 1.700 meter. Bandara yang dibangun dengan biaya sekitar Rp800 miliar ini memiliki terminal penumpang dengan luas 1.152 meter persegi. Kondisi demikian diperkirakan dapat melayani 45 ribu penumpang setiap tahunnya.
“Bandara ini unik sekali, memotong tiga bukit sehingga runway-nya bisa dibangun sepanjang 2.000 meter,” ungkap Presiden dalam sambutannya.
Bandara itu, lanjut Jokowi, dapat meningkatkan konektivitas Tana Toraja dengan daerah lain. Dicontohkannya, waktu tempuh dari Toraja ke Makassar membutuhkan waktu 9 jam melalui jalur darat, namun dengan akses jalur udara hanya membutuhkan 50 menit. Artinya, mobilitas orang maupun barang menjadi lebih cepat. Dengan konektivitas yang semakin meningkat, juga diharapkan dapat memberikan dampak pada peningkatan sektor pariwisata di daerah Toraja.
“Saya meyakini pariwisata di sini akan sangat berkembang, baik nanti yang dari Makassar, bisa saja nanti yang dari Bali langsung ke sini, bisa saja yang dari Jakarta langsung ke sini, bisa saja ada yang dari Bandung langsung ke Tana Toraja. Untuk melihat negeri di atas angin, melihat Kete Kesu, untuk melihat Pango-Pango,” kata Kepala Negara.
Pun demikian dengan Bandara Pantar di Kabupaten Alor, NTT. Bandara ini dibangun sejak tahun 2014 dan saat ini sudah selesai dan dapat beroperasi. Bandara yang berada di salah satu pulau terluar di Indonesia ini memiliki landasan pacu sepanjang sepanjang 900 x 30 meter dan mampu menampung 35 ribu per tahun. “Ini juga sebuah bandara yang sangat penting, sehingga kalau cuaca lewat laut kurang bersahabat, bisa menggunakan bandara ini,” tutur Presiden.
Saat tiba di lokasi, Dr. John N Palinggi bersama Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. Merdisyam, M.Si, dan Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Andi Sumangerukka, menyambut kedatangan rombongan Presiden. Diantaranya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.Kemudian Plt. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, dan Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung. Sementara Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi, hadir secara virtual. (Sudin Hasibuan/Abdullah Karim Siregar)