Darmabakti TNI AU Menjaga Kedaulatan NKRI hingga Perdamaian Dunia Lewat Misi Kemanusiaan

Jakarta, PUBLIKASI – “Komitmen terhadap perdamaian dunia lewat misi kemanusiaan merupakan bentuk profesionalisme sekaligus wujud darmabakti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menjadi Angkatan Udara yang mengutamakan nilai humanisme dalam setiap tindakannya”.

Dan… seluruh insan TNI AU patut berbangga karena diberikan kepercayaan menjadi duta bangsa, dalam misi pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Gaza-Palestina. Lebih lagi, pelaksanaan pengiriman dengan metode Low Cast Low Altitude (LCLA) itu, bertepatan dengan hari jadi TNI AU, 9 April.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, S.E., M.Si., mengaku sangat bersyukur dan berbangga terhadap capaian prajurit TNI AU dalam misi kemanusiaan logistic airdrop di jalur Gaza, menggunakan Pesawat C-130J Super Hercules, milik TNI AU.

Melalui kegiatan tersebut bangsa Indonesia telah menunjukkan upaya nyata dalam mendukung solidaritas internasional dan komitmen terhadap perdamaian dunia.

Dalam kesempatan sebelumnya, Jenderal TNI Agus Subianto menyuarakan, kendari Indonesia selalu mengutamakan perdamaian, tetap harus menyiapkan militer yang tangguh untuk menjaga negara.

Ia mengutip istilah latin–Si Vis Pacem, Para Bellum–terkait situasi geopolitik global yang masih berlanjut hingga saat ini.

“Si Vis Pacem, Para Bellum. Jika menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang,” tutur lulusan Akademi Militer 1991 ini, saat mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Panglima TNI di Komisi I DPR RI, Jakarta, pada 13 November 2023 lalu.

Pada akhirnya, DPR merestui Jenderal Agus Subiyanto menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono. Selanjutnya, pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta, oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada 22 November 2023.

Di bawah kepemimpinannya, TNI mengusung visi “TNI yang Prima” dalam rangka membangun institusi TNI yang memiliki daya tahan dan daya gempur guna menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang membahayakan integritas bangsa dan negara.

TNI yang Prima akronim dari Profesional, Responsif, Integratif, Modern dan Adaptif yang dijabarkan menjadi lima misi.

Pertama memelihara dan memantapkan profesionalisme TNI sebagai alat pertahanan negara.

Kedua, meningkatkan kemampuan yang responsif dalam menghadapi perkembangan lingkungan strategis.

Ketiga, memantapkan kemampuan TNI yang integratif serta bersinergi dengan kementerian/lembaga dan komponen bangsa lainnya.

Keempat, mewujudkan percepatan modernisasi alutsista sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terakhir, mewujudkan TNI yang adaptif terhadap tuntutan tugas dan spektrum ancaman.

Menuju TNI yang Ampuh

Visi-misi TNI tersebut di matra TNI AU diimplementasikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, S.E., M.M., dengan tekad terwujudnya “TNI AU yang Ampuh” (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis) dalam menjaga  kedaulatan nasional dan Negara  Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta stabilitas keamanan kawasan.

Adaptif yang berarti cepat dan efektif menyesuaikan diri terhadap perubahan dan tantangan yang muncul.

Modern yang berarti pembaruan dan pengembangan alutsista dengan teknologi mutakhir untuk memastikan kemampuan yang superior.

Profesional bermakna standar etika kerja, kedisiplinan, dan keahlian personel TNI Angkatan Udara yang tinggi.

Unggul adalah dedikasi TNI Angkatan Udara untuk mencapai standar kinerja tertinggi dalam setiap aspek operasional.

Humanis dimaknai sebagai sebuah perilaku yang selalu mengutamakan nilai kemanusiaan dalam setiap tindakan dan keputusannya.

Pentingnya Sikap Adaptif

Pentingnya sikap adaptif terhadap segala perkembangan lingkungan strategis bagi TNI AU sebagai pengawal dirgantara ditekankan Jenderal TNI Agus Subiyanto, khususnya menghadapi perkembangan situasi global, regional dan nasional yang terjadi belakangan ini.

Panglima TNI menyampaikan kondisi global di kawasan Timur Tengah dan regional di wilayah Laut China Selatan memberikan dampak terhadap keseimbangan politik di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara.

“Kondisi global dan regional secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak pada negara kita. TNI Angkatan Udara sebagai pengawal dirgantara nasional hendaknya dapat bersikap adaptif terhadap segala perkembangan lingkungan strategis termasuk teknologi yang menyertainya demi keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa kita,” tutur Jenderal Agus Subiyanto dalam amanatnya pada Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara Ksatriaan Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Senin (22/4/2024).

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini juga mendorong TNI AU terus memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Di antaranya dengan rencana skuadron pesawat Rafale, pesawat angkut C-130 Hercules, helikopter H225M Caracal, pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Anka. Kemudian pengadaan Radar GM 403 hingga Rudal Nasaam.

Selain itu peningkatan kemampuan alutsista yang telah dimiliki. Di antaranya program upgrade Falcon Star e-MLU pesawat F-16 dan modernisasi pesawat C-130H Hercules.

“Modernisasi alutsista diharapkan dapat menjadi titik tolak TNI Angkatan Udara untuk mematangkan konsep Postur dan Renstra 2025-2044, sebagai bekal pertahanan matra udara menuju Indonesia emas 2045,” tegas Panglima TNI.

Jenderal Agus Subiyanto berharap, peningkatan kemampuan alutsista dapat menjadikan TNI AU tidak hanya lebih unggul, melainkan juga lebih disegani di kawasan teritorial udara.

Ia pun mengapresiasi seluruh prajurit TNI AU atas profesionalitas, dedikasi, dan militansinya dalam setiap pelaksanaan tugas. Termasuk dalam misi pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Gaza-Palestina.

Panglima TNI mengaku sangat bersyukur dan berbangga terhadap capaian Prajurit TNI AU dalam misi kemanusiaan logistic airdrop di jalur Gaza, Palestina dengan menggunakan Pesawat C-130 J Super Hercules.

Di akhir amanatnya Panglima TNI mengungkapkan harapannya bahwa dengan peningkatan kemampuan alutsista dapat menjadikan TNI Angkatan Udara tidak hanya lebih unggul melainkan juga lebih disegani di kawasan.

Dalam lingkup nasional diharapkan TNI AU sebagai bagian dari jati diri TNI sebagai tentara rakyat dapat mengedepankan faktor humanis untuk membantu kesulitan masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan kemanusiaan.

Misi Kemanusiaan

Pun demikian, Marsekal Tonny Harjono yang baru dilantik Presiden Joko Widodo pada 5 April 2024 lalu, berkomitmen untuk tidak hanya melanjutkan Kasau sebelumnya. Akan tetapi juga memperkaya warisan prestasi yang ditorehkan para pendahulunya.

Tekad TNI AU ke depan, lanjut KSAU, terwujudnya TNI AU yang AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul dan Humanis) dalam menjaga kedaulatan NKRI dan stabilitas keamanan kawasan.

Berkaitan dengan pengabdian TNI AU dalam mendukung misi kemanusiaan serta mendukung solidaritas internasional, KSAU mengaku suatu kebanggaan bagi personel TNI AU atas kepercayaan yang diberikan untuk menjadi duta bangsa, dalam misi pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Gaza-Palestina.

“Komitmen terhadap perdamaian dunia dalam misi kemanusiaan merupakan bentuk profesionalisme serta wujud komitmen TNI AU menjadi Angkatan Udara yang mengutamakan nilai humanisme dalam setiap tindakannya,” Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, dalam amanatnya yang dibacakan Panglima Komando Operasi Udara I Marsda TNI Mohammad Nurdin yang bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) Tujuh Belasan di bulan Mei 2024, di Lapangan Upacara Makoopsau, Jumat (17/5/2024).

Sebelumnya, pengiriman bantuan merupakan langkah nyata atas perintah Presiden Joko Widodo, melalui diplomasi antara Raja Yordania, Abdullah II, dan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, pada tanggal 21 Maret 2024 lalu.

Dalam misi kemanusiaan yang berlangsung selama 14 hari, TNI berhasil melakukan Logistic Airdrop di Drop Zone Gaza pada 9 April 2024. Operasi dengan sandi “Solidarity Path Operation” diikuti oleh negara-negara Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Belanda, Inggris, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Yordania.

Paket bantuan yang diterjunkan menggunakan pesawat C-130 tipe J Nomor Register A-1340 berjumlah 20 paket, masing-masing dengan berat 160 kg. Total logistik yang berhasil disampaikan mencapai 3.200 kg.

“Alhamdulilah terima kasih atas kerja sama semua pihak yang terlibat dalam kolaborasi yang baik antara TNI dan tentara Yordania ini,” kata Komandan Satgas Misi Pengiriman Bantuan, Kolonel Pnb Noto Casnoto, dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (9/4/2024). Abdullah Karim S

Leave a Comment!