Jakarta, PUBLIKASI – Polda Lampung pastikan bahwaberita yang menyatakan ada pedemo yang tewas akibat bentrokan dengan petugas saat unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja adalah tidak benar atau hoaks.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad, mengartakan, dalam kericuhan demonstrasi di jalaman Kantor DPRD Lampung kemarin itu, hanya menyebabkan beberapa orang mengalami luka-luka.
“Informasi hoaks yang mengatakan bahwa ada seseorang meninggal dunia, dan sebagainya. Itu tidak benar,” kata Pandra saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis (8/10).
Terkait isu itu, Pandra mengungkapkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan. Mengingat, hal itu dapat memicu aksi-aksi provokasi kedepannya.
Di sisi lain, Pandra menyatakan sampai kini terdapat 26 orang yang mengalami luka akibat kerusuhan demo penolakan Omnibus Law tersebut.
Para korban kini sedang dilakukan perawatan di rumah sakit. Pandra juga menyebut, aparat kepolisian sebanyak 11 orang dan pihak TNI satu orang juga menjadi korban luka-luka akibat bentrokan itu.
“Dari 26 orang yang luka-luka, tersisa enam orang yang masih mendapat perawatan,” tandasnya.
Sementara itu, di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa mahasiswa yang mengelar aksi tolak UU Cipta Kerja , Kamis (8/10). Dari pantauan di lokasi pada pukul 14.52,mahasiswa melakukan perlawanan dengan melempari petugas dengan batu dan beling.
Kerusuhan pecah setelah kelompok massa mencoba membuka barikade polisis demi masuk wilayah Istana Negara.
Selain pasukan brimob, polisi juga menggunakan mobil pengurasi masa untu memecah kerumunan massa. Massa pun tampak kocar kacir ketika petugas menembakan gas air mata. Namun walau sudah ditembakan, batu dan beling tetap saja dilemparkan oleh kelompok massa. Massa pun akhirnya mundur ka arah Gajah Mada, Jakarta Barat.
“Maju, maju, pasang barikade, pasang barikade,” tutur petugas polisi.
Bentrok antar petugas dan ratusan mahasiswa juga terjadi di Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/10). Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bogor terlibat aksi saling dorong dengan aparat kepolisian di depan Istana Kepresidenan Bogor.
Bahkan sempat hampir terjadi kontak fisik antara aparat dan massa mahasiswa. Terlihat beberapa mahasiswa melempar air minum ke arah petugas.
Kericuhan tersebut terjadi saat petugas mencoba menghalau massa mahasiswa yang ingin mendekat ke depan gerbang Istana Bogor untuk menyuarakan kekecewaannya atas disahkannya UU Cipta Kerja. Sambil berorasi, massa terus mencoba menerobos barisan barikade petugas kepolisian. Polisi yang berjaga kemudian mengadang massa. Aksi saling dorong pun tak terhindarkan. **