Dolar AS Melemah meski ‘Disuntik’ Vaksin Covid-19 Moderna

Jakarta, PUBLIKASI – Kurs dolar Amerika Serikat (AS) sedikit melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah perusahaan farmasi Moderna menjadi perusahaan AS kedua dalam seminggu terakhir yang melaporkan hasil positif dari uji coba vaksin COVID-19.
Optimisme tentang vaksin mengangkat saham-saham tetapi sebagian besar menghindari pasar valuta asing, di mana perdagangan mata uang menahan indeks dolar AS terhadap sekeranjang matauang di 92,64, tepat di bawah level Jumat (13/11) di 92,74.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,13% menjadi 92,6362.
“Untuk saat ini, kami mungkin terus melihat banyak pasar dolar AS bergolak dalam kisaran yang relatif sempit, meskipun dalam jangka panjang, dengan sikap kebijakan Fed yang lebih rendah untuk jangka panjang, dolar AS mungkin berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan mendatang, ketika pertumbuhan kembali bersama inflasi,” seperti dilansir Antara, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Moderna mengatakan vaksin eksperimentalnya 94,5% efektif dalam mencegah COVID-19 berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir. Itu mengikuti pembaruan terkait vaksin serupa dari Pfizer Inc seminggu sebelumnya.
Sentimen pengambilan risiko (risk-on) mengangkat indeks saham AS pada Senin (16/11) dan mendorong imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun.
Terlepas dari kekhawatiran kebangkitan kasus global COVID-19, investor tetap berharap bahwa vaksin yang berfungsi dapat menyelamatkan ekonomi global, membantu memicu reli di pasar saham dan rebound pada mata uang berisiko.
Euro stabil saat investor memulai minggu ini dengan suasana yang relatif optimis setelah data ekonomi yang kuat dari Asia. Euro mencapai tertinggi satu minggu 1,187 dolar pada hari sebelumnya dan terakhir naik 0,07% pada 1,184 dolar.
Analis Commerzbank mengatakan kepercayaan investor bahwa kawasan euro lebih siap untuk meluncurkan lebih banyak stimulus fiskal daripada Kongres AS yang terpecah juga membantu.
Data pada Senin (16/11/2020) menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi di China dan Jepang, ekonomi terbesar kedua dan ketiga di dunia.
Dalam berita menjanjikan lainnya untuk kawasan itu, 15 negara Asia-Pasifik pada Minggu (15/11) menandatangani kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional yang didukung China mengecualikan Amerika Serikat, yang telah meninggalkan kelompok saingan Asia-Pasifik di bawah Presiden Donald Trump. .
Dolar terhadap yuan China terakhir turun 0,23% di pasar luar negeri pada 6,576, setelah mata uang China itu pada hari sebelumnya mencapai tertinggi satu minggu di 6,566 yuan per dolar. (Red)

Leave a Comment!