Jakarta, PUBLIKASI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI di Istana Negara, pada Rabu (17/11/2021) lalu. Prosesi ini terlaksana setelah sebelumnya DPR RI menyetujui Andika sebagai calon panglima yang diusulkan Jokowi.
Dr. John N. Palinggi, MM., MBA., Pengamat politik, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan, menyebut usulan Presiden, mendapat persetujuan DPR hingga pelantikan Andika sudah tepat menjadi Panglima TNI yang baru dari berbagai sudut. Termasuk segi kompetensi, profesionalisme, dan regenerasi TNI.
Penilaian itu disampaikan Dr. John berdasarkan pengamatannya selama karir Andika. Mulai dari saat masih menjadi taruna militer hingga jabatan-jabatan strategis yang disandang, seperti Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Danpaspampres 2014) hingga Kepala Staf Angkatan Darat. Semua karirnya dijalani Andika secara profesional sebagai prajurit sejati yang telah menapaki berbagai jenjang kepangkatan dan tidak pernah cacat atau gagal.
“Saya sempat bertemu pak Andika di China, tanggal 8-11 November 2014, dan 27 Maret 2015 di Beijing. Saya amati cara menempatkan diri dalam mendampingi bapak Presiden itu sangat ramah tetapi dengan tetap kewaspadaannya yang sangat tinggi,” kata Dr. John, hari ini (30/11).
Selain itu, Jenderal Andika dinilai Dr. John banyak meletakkan pondasi utama yang baik bagi prajurit, khususnya selama memimpin TNI AD. Ada beberapa catatan Dr. John, bahwa Jenderal Andika terbukti berhasil melakukan pembangunan dan peningkatan SDM di internal AD. Tak hanya itu, atas inisiatif Andika, telah dimulai pertukaran latihan satuan dan pengiriman satuan TNI AD yang lebih besar untuk berlatih di Joint Readiness Training Center (JRTC) Fort Polk, Louisiana, AS.
Andika juga memberikan dukungan bagi penguatan kerjasama satuan Helikopter Apache, Skuadron 11/Serbu Penerbad dengan US Army 16 Combat Aviation Brigade.
Dr. John kemudian meyakini, keberhasilan Andika membangun AD selama menjabat KASAD akan meluas ke dua matra lain, yakni Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Sebab ketiga matera itu berada di bawah Panglima TNI.
Selain profesional, Dr. John menilai Jenderal memiliki sifat rendah hati, terbuka terhadap orang lain, ramah dan penuh persaudaraan sebagai modal bekerja sama dengan orang lain. termasuk tidak akan ada kendala apapun dalam kerja sama dengan matera laut dan udara khususnya KSAD, KSAL, dan KSAU.
Menurut John, akan ada rapat koordinasi antara ketiga matra dibawah pimpinan panglima dalam menciptakan satu program-program peningkatan TNI. Termasuk upaya menjaga stabilitas negara, alat utama sistem pertahanan (alutsista), pembinaan-pembinaan karakter dan juga akhlak para prajurit.
Menurutnya, tujuan itu akan terlaksana ketiga antara tiga kepala staf dan perwira-perwira yang bekerja sama di bawah komando Panglima TNI. “Saya ingin tegaskan bahwa KSAD, KSAL dan KSAU itu prajurit sejati juga, memiliki latar belakang yang sangat profesional sebagai prajurit sejati TNI, dan jenjang kepangkatan dilewati dengan sangat baik,” tegasnya.
Menanggapi Jenderal Andika disoroti karena hanya akan menjabat selama kurang lebih satu tahun karena akan memasuki masa pensiun pada tahun 2022, Dr. John berpendapat, tidak ada masalah. Alasannya, setiap orang profesionalitas sebagai prajurit sejati di dalam TNI, tidak akan dibatasi jangka waktu untuk berkarya dan berkarir. Demikian juga Jenderal Andika, meski hanya satu tahun, Dr, John yakin Panglima TNI ini dapat memberikan pembuktian dapat menjalankan tugas dengan baik.
“Bagi saya, berapapun masa jabatannya, satu atau dua bulan sekalipun pasti bisa memberikan karya terbaik sesuai jabatannya. Demikian juga Jenderal Andika untuk membuat TNI lebih kuat, baik di dalam negeri maupun hubungan bilateral, tegasnya.
Karena itu, Dr. John berpesan agar jangan mendikte apalagi memberikan penilaian negatif terhadap Jenderal Andika. Sebab setiap tugas, jabatan dan tanggung jawab yang dibebankan kepada seorang Panglima TNI, semuanya sudah diatur Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI).
Pasal 15, mengatakan Tugas dan kewajiban Panglima antara lain adalah: “1. memimpin TNI; 2. melaksanakan kebijakan pertahanan negara; 3. menyelenggarakan strategi militer dan melaksanakan operasi militer; 4. mengembangkan doktrin TNI; 5. menyelenggarakan penggunaan kekuasaan TNI bagi kepentingan operasi militer; 6. menyelenggarakan pembinaan kekuatan TNI serta memelihara kesiagaan operasional”.
“Tentu kita tidak usah mendikte TNI karena standar prosedur di TNI itu sudah ada sesuai Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004. Ini sejalan dengan komitmen Pak Andika yang mengatakan dirinya hendak memastikan TNI bekerja sesuai peraturan perundangan. Khususnya untuk prajurit yang ada di lapangan,” terang Dr. John.
Karena itu, ia meminta kepada semua lapisan masyarakat Indonesia sebagai warga negara yang baik untuk belajar menghormati pejabat negara.
“Ini orang-orang yang dipilih Tuhan karena tidak mungkin seorang memimpin suatu institusi pemerintah seperti Panglima TNI atau jabatan apapun di pemerintahan kalau tidak ditetapkan oleh Allah. Saya memiliki keyakinan setiap orang yang memimpin di negara ini, termasuk bapak Presiden, Panglima, Kepala Staf dari tiga matra, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota dan pimpinan lainnya adalah telah dipilih manusia dan ditetapkan oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi hormati mereka karena rasa hormat itu ditujukan kepada yang maha kuasa,” pesan John. sudin hasibuan