Jakarta, PUBLIKASI — PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Nonpetikemas Cabang Teluk Bayur memperkuat perannya dalam mendukung logistik nasional dengan mengusung konsep pelabuhan hijau (green port). Langkah ini dilakukan melalui penerapan standar ISO 14001 dan ESG (Environment, Social, & Governance) untuk menciptakan operasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Branch Manager PTP Cabang Teluk Bayur, Fauzi, menyebutkan bahwa beberapa inovasi telah dilakukan, seperti elektrifikasi alat operasional, termasuk Gantry Jib Crane, yang mampu mengurangi konsumsi BBM hingga 25%. Selain itu, sistem pengelolaan limbah dan penggunaan oil boom pada bongkar muat curah cair menjadi bagian dari upaya mencegah pencemaran lingkungan.
“Dengan sistem ini, risiko kebocoran dapat diminimalkan, sehingga lingkungan lebih terjaga. Kami juga menekan tingkat kebisingan dan polusi udara, yang memberikan rasa aman bagi pengguna jasa,” jelas Fauzi, saat berkunjung ke lapangan penumpukan PTP Nonpetikemas Teluk Bayur, Jumat (15/11) lalu.
Pelabuhan Teluk Bayur juga memanfaatkan energi terbarukan untuk operasional serta terus berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat sekitar untuk mendukung inisiatif keberlanjutan, termasuk dalam upaya pelestarian lingkungan.
Fiona Sari Utami, SM Sekretaris Perusahaan PTP Nonpetikemas, menegaskan bahwa transformasi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat daya saing perusahaan di tingkat global.
“Transformasi yang kami lakukan tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memastikan bahwa PTP Teluk Bayur menjadi pelabuhan yang ramah lingkungan, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjaga kelestarian alam,” ujar Fiona.
Sebagai salah satu pelabuhan utama untuk ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dengan kapasitas 3,2 juta ton per tahun, PTP Teluk Bayur berkomitmen untuk terus berinovasi dan mendukung rantai pasok logistik secara berkelanjutan. (Andi RR)