Jakarta, PUBLIKASI – Euforia Bulan Suci Ramadan tahun ini diprediksi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya saat masa pandemi Covid-19. Beragam potensi pelanggaran diantisipasi dengan menyinergikan penegakkan aturan demi terciptanya kondisi aman dan nyaman di Jakarta Utara.
Kepala Kepolisian Resort Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar Polisi, Gidion Arif Setyawan memastikan Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkopimko) Jakarta Utara sinergi terhadap penegakan aturan selama Ramadan 1444 Hijriah. Sinergitas ini dinilai penting sebagai antisipasi meningkatnya euforia Ramadan yang tak lagi dalam masa pandemi Covid-19.
“Ramadan ini merupakan masa yang ditunggu-tunggu banyak orang, baik yang merayakan maupun yang tidak merayakan. Kita tidak bisa sendirian, maka apel ini kami gelar sebagai energi positif meningkatkan sinergitas menghadapi dinamika sosial yang hidup di masyarakat selama Ramadan nanti,” kata Komisaris Besar Polisi, Gidion Arif Setyawan saat ditemui usai Apel Siaga Ramadan 1444 Hijriah Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, di Plaza Barat, Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara, Selasa (21/9).
Euforia yang diprediksi muncul pada Ramadan kali ini disebutkannya seperti kerumunan, balap liar atau kebut-kebutan kendaraan bermotor, Saur On The Road (SOTR), tawuran, sampai dengan tindak kriminalitas tinggi lainnya. Untuk itu, setiap pelanggaran dipastikan mendapat penindakan tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Tidak hanya menghadirkan suasana khusyuk, atmosfir Ramadan yang kondusif ini juga dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan produktifitas ekonomi. Itu yang harus kita dorong supaya bermanfaat dan melahirkan kebahagiaan bagi setiap masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan Sekretaris Kota Kota Administrasi Jakarta Utara, Iyan Sopian Hadi meminta Tiga Pilar tingkat kecamatan dan kelurahan turut meningkatkan sinergitasnya selama Ramadan 1444 Hijriah dengan menggali potensi di wilayahnya masing-masing.
Terhadap segala bentuk kegaduhan, dia menyarankan agar disampaikan secara santun sehingga tidak menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat.
“Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Seluruh jajaran Camat dan Lurah, lakukan hal yang sama, manfaatkan potensi yang ada di setiap wilayahnya masing-masing. Berikan rasa aman. Ingat, Ramadan ada yang melaksanakan dan ada yang tidak melaksanakan, sampaikan dengan bahasa yang santun, tidak boleh sampai terjadi hal-hal yang memicu perdebatan,” tutup Iyan Sopian Hadi. (IDS)