“Sama-sama berawal dari hobi, kini produk ZANTE dan D-NATIQA telah menembus pasar mancanegara. Capaian ini merupakan bukti nyata keberhasilan PT Pegadaian mendukung UMKM naik kelas menuju go global dan konsisten menggunakan produk dalam negeri”.
Jakarta, PUBLIKASI – Kontribusi luar biasa PT Pegadaian terhadap kemajuan usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal Indonesia agar bisa naik kelas dan mampu bersaing secara global, terus menghasilkan buah manis.
Melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan kompetensi yang dihelat Pegadaian, sejumlah pelaku UMKM pada akhirnya mampu membawa produknya ke pasar internasional. Diantaranya brand “ZANTE”, UMKM yang mempeoduksi tas anyaman bahan natural dari berbagai daerah dan material Nusantara yang dikombinasikan dengan kulit eksotik asli.
Dari awalnya hanya sekedar menyalurkan hobi sang empunya, Susy Darmayanti, pada akhirnya produknya semakin dikenal di pasar dalam dan luar negeri karena sudah dikelola secara profesional.
Dalam perjalanan usia yang belum genap tiga tahun, Zante sudah dipercaya untuk melayani pelanggan dari Jepang dengan permintaan 40 unit tas rotan kombinasi kulit. Ada juga para pembeli perorangan asal Korea, Jepang, dan Malaysia.
Semula hanya melakukan penjualan word of mouth (dari mulut ke mulut), serta memanfaatkan aplikasi berkirim pesan dan panggilan yang sederhana (WhatsApp) di kalangan teman, kemudian berkembang pesat seiring mendapat kesempatan mengikuti berbagai bazar dan pameran di dalam dan luar negeri.
Di luar negeri, Zante terpilih dan diikutsertakan PT Pegadaian ke “Pameran Travel Trade & Fair Vakantiebeurs 2024” di Jaarbeurs AL Utrecht, Netherlands (Belanda dalam sebutan Indonesia) yang berlangsung pada 10 hingga 14 Januari 2024 lalu.
Tak sampai disitu, akhir September 2024 ini, Zante akan berada di salah satu Gallery di Busan, Korea Selatan. Di dalam negeri, Zante turut tampil di “Inacraft 2024” hingga di “Kriya Nusa 2024”.
Produk Zante sendiri mengusung anyaman bahan natural dari berbagai daerah dengan material nusantara yang dikombinasikan dengan kulit eksotik asli. Kombinasi ini menghasilkan tas Zante yang cantik, ringan dan unik. Setiap produknya tidak ada yang sama, one of a kind charm. Inilah sekaligus yang menjadi ciri unik Zante.
“One of a kind charm. Agak sulit diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, intinya tas-tas Zante ini sangat unik, tidak ada yang sama persis, semuanya natural (dari alam), bukan sintetik dan handmade, tetapi buatan tangan, bukan mesin,” kata Susy Darmayanti kepada Abdullah Karim Siregar dari koranpublikasi.com, Jumat (20/9/2024).
Ciri khas lainnya, semua produk Zante buatan asli Indonesia. Semaksimal mungkin memanfaatkan produk-produk dalam negeri. Tas Zante dibuat oleh tangan-tangan mitra perajin tas yang berkualitas. Anyaman Nusantara didapatkan dari para perajin anyaman di Nusantara. Kulit eksotik asli dari para penyamak kulit terpilih.
LOKAL NUSANTARA GO GLOBAL
Kisah perjalanan Zante yang merupakan asli produk Nusantara hingga diminati pasar global, berangkat dari hobi Susy Darmayanti, perintis sekaligus pemilik brand Zante, saat masih aktif di salah satu korporasi. Tas-tas yang ia buat dan digunakan, ternyata disukai dan ‘dibeli’ teman-temannya.
Didorong ingin hidup terus bermanfaat bagi banyak orang, ia memutuskan untuk fokus berbisnis tas anyaman yang banyak tersebar di Nusantara–yang pembuatannya ‘tidak mudah’–di tahun 2021 lalu.
Beruntungnya, Susy dipertemukan dengan mitra pembuat tas kulit eksotik. Di kulit sisa belum dimanfaatkan dengan baik. Dari kondisi ini terciptalah ide untuk mengkombinasikan anyaman dengan sisa kulit eksotik untuk menjadikan tas Zante yang cantik, ringan dan unik.
Melalui setiap produknya, ia ingin mengangkat keragaman, kekayaan dan keunikan anyaman Indonesia yang tersebar di seluruh Nusantara dan dikombinasikan dengan kulit eksotik asli, sehingga meningkatkan nilai dan estetik dari anyaman.
“Zante ingin mengangkat nilai kerajinan Indonesia terutama anyaman Nusantara yang saya rasa masih undervalued, dan dengan memanfaatkan limbah kulit membuat tas anyaman ini akan semakin bernilai tinggi,” tutur lulusan S2 Manajemen, IPPM Jakarta ini.
Keinginan mengangkat nilai kerajinan Indonesia terutama anyaman Nusantara, sehaluan dengan pemilihan nama brand Zante. Zante berasal dari nama latin bunga Calla Lily, ‘Zantedeschia Aethiopica’, yang tidak hanya indah bunganya, tetapi bermanfaat, membersihkan air tanah di sekitarnya.
“Bunga Zante ini menjadi filosofi yang mendasari bisnis saya, ingin bermanfaat bagi sekitarnya,” ungkap perempuan kelahiran Lampung ini.
BERAWAL DARI GADEPRENEUR
Capaian Zante saat ini diakui Susy tak lepas dari peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pegadaian. Awal mulanya saat Zante dinyatakan lulus dalam kurasi program “GadePreneur 2023”.
GadePreneur menjadi wadah berbagai program pelatihan dan pengembangan UMKM yang diperuntukkan bagi para nasabah, agen, mitra bisnis maupun masyarakat umum yang ingin mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kewirausahaan.
Melalui program GadePreneur, para pelaku UMKM, termasuk Susy, dibina oleh mentor berpengalaman. Para pelaku UMKM diberikan pembekalan ilmu cara membangun sebuah usaha dari mulai re-branding produk, memperluas bisnis dan akses pasarnya hingga peningkatan produktivitas usaha dari masing-masing UMKM,
Pegadaian juga memberikan berbagai tahapan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan secara berkelanjutan antara lain mencakup pembinaan offline, mentoring virtual, rebranding, dan expo. Pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan berbagai macam layanan dan produk pembiayaan dari Pegadaian untuk mendapatkan tambahan modal,
Tujuannya, para pelaku UMKM semakin memiliki wawasan dan keterampilan dalam mengembangkan usahanya. Pelatihan yang diberikan Pegadaian juga mampu menjawab kebutuhan pelaku UMKM dalam mengatasi persoalan usaha masing-masing secara spesifik, sehingga ke depan dapat semakin mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.
Program GadePreneur tidak hanya berfokus pada pengembangan bisnis para pelaku UMKM saja, tetapi juga mendukung prinsip sosial dalam kerangka ESG serta berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) kedelapan, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Di masa Zante sebagai peserta GadePreneur 2023, Pegadaian memberikan pelatihan terhadap 360 peserta yang lolos kurasi dari total 2.360 pendaftar. Dari 360 peserta tersebut, 30 peserta diantaranya mendapatkan fasilitas rebranding.
“Ya, Zante adalah UMKM loyal binaan hanya dari BUMN PT Pegadaian. Sebagai perintis dan pemilik Zante, saya terpilih sebagai salah satu peserta GadePreneur 2023, meskipun usia saya sudah lewat dari syarat (maksimal 50 tahun),” tegas Susy.
Diakuinya, banyak manfaat yang didapat Zante saat berada di bawah binaan PT Pegadaian, mulai dari pembinaan, pemasaran hingga pembiayaan.
Dari sisi pembinaan atau pelatihan, Zante mendapat rangkaian pembinaan dan pelatihan yang komprehensif dan berkesinambungan—sekalipun sudah alumni program 2023—ZANTE tetap mendapat pembinaan. Termasuk program e-camp dan profitting.
Sedangkan dari segi pemasaran atau promosi, Zante mengikuti program rebranding, diberi kesempatan mengikuti bazar atau pameran. Termasuk mendapat penawaran dukungan modal usaha.
“Tentunya ada pertumbuhan setelah kami menjadi binaan PT Pegadaian, yang pasti visi Zante menjadi lebih besar dari sekedar awalnya untuk menyalurkan hobi. Zante juga semakin tertantang untuk semakin berkualitas,” tegasnya.
Hasilnya selain dibawa PT Pegadaian ke “Pameran Travel Trade & Fair Vakantiebeurs 2024” di Belanda dan tampil di Inacraft 2024—Zante mendapatkan penghargaan sebagai finalis Top 10 Asta Kriya Nusantara 2024 dari Kementerian Perindustrian.
Juara 2 dan 3 untuk Produk Kriya dari Kriya Nusa 2024 Dekranas; dan jika tidak ada aral melintang menjadi salah satu peserta UMKM terpilih yang tampil di Jakarta Muslim Fashion Week 2025 dan Trade Expo Indonesia 2024 pada Oktober 2024.
Apa yang sudah dicapai Zante saat ini, tidak menghentikan tekad Susy untuk terus bertumbuh dengan target-target selanjutnya. Ia bercita-cita menjadikan Zante sebagai bisnis yang establish, bertumbuh, dan langgeng. Bahkan sebagai brand yang diakui nasional dan internasional.
D-NATIQA BAWA MUTIARA LOMBOK KE PASAR EROPA
Apa yang didapat Zante dari PT Pegadaian, juga dialami Nila Dewi Hanafi, perintis sekaligus Owner jenama D-NATIQA Pearls & Jewels. Jika Zante mengusung anyaman bahan natural dari berbagai daerah dengan material nusantara yang dikombinasikan dengan kulit eksotik asli, D-NATIQA bergerak di bidang perhiasan mutiara.
Dikisahkan Nila, mutiara merupakan satu-satunya batu permata yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang merupakan hasil keajaiban alam dan hasil usaha manusia. Keajaiban alam ini dimanfaatkan oleh D-NATIQA Pearls & Jewels untuk membuat wanita lebih percaya diri melalui penggunaan perhiasan yang sesuai dengan gaya pribadinya masing-masing.
D-NATIQA Pearls & Jewels, yang berdiri sejak 2005, menyediakan perhiasan yang terbuat dari Emas, Perak, Rhodium, Tembaga, Titanium, dan Stainless Steel yang dipadukan dengan Mutiara Asli Air Laut dan Air Tawar. Ditambah dengan paduan kulit kerang, batu alam, kristal, dan zircon dengan berbagai macam model, seperti kalung, cincin, anting, gelang, bros, liontin, hiasan kepala, hingga konektor masker.
“Terinspirasi untuk menggabungkan desain tradisional dan modern, produk yang kami hadirkan di desain dan dirangkai khusus secara handmade, baik sesuai permintaan pelanggan maupun sesuai desain ciri khas kami,” tutur Nila Dewi Hanafi kepada Abdullah Karim Siregar dari koranpublikasi.com, Minggu (22/9/2024).
Mulai dari desain yang simple untuk dipakai sehari-hari, hingga desain yang kompleks yang cocok dipadukan dengan kebaya bernuansa etnik dan modern. Selain itu, D-NATIQA Pearls & Jewels, memberikan garansi dan sertifikat produk dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap keaslian mutiara.
Dengan dedikasi dan totalitas dalam mendesain, Nila Dewi Hanafi percaya, rangkaian perhiasan yang dihasilkan D-NATIQA Pearls & Jewels, dapat membantu wanita dalam mengekspresikan dan meningkatkan kepercayaan dirinya melalui keinginan dan gayanya masing-masing.
“Tema tersebut menjadi pilihan D-NATIQA karena saya lahir di Lombok yang dikenal sebagai daerah penghasil mutiara, dan sedari kecil memang sudah menyukai tema tersebut. Sedangkan penamaan D-NATIQA sendiri diambil dari nama belakang anak perempuannya, Natiqa (Dewidya Natiqa) yang juga menjabat Marketing Director D-NATIQA Pearls & Jewels,” ungkap Nila Dewi Hanafi.
MENDAPAT BANYAK MANFAAT MENJADI BINAAN PEGADAIAN
D-NATIQA, kata Dewidya Natiqa, Marketing Director D-NATIQA Pearls & Jewels, merupakan pelaku UMKM binaan PT Pegadaian sejak 2023. Sama dengan Zante, D-NATIQA juga menjadi binaan Pegadaian saat dinyatakan lolos dalam kurasi program GadePreneur 2023.
Ia mengaku mendapat banyak manfaat saat berada di bawah binaan Pegadaian, baik dari sisi pembiayaan, pembinaan atau pelatihan, pemasaran dan promosi hingga kesempatan mengikuti pameran di dalam dan luar negeri.
Dari sisi pembiayaan, D-NATIQA dan pelaku UMKM lainnya diberi kesempatan untuk mendapatkan dana hibah bergulir senilai Rp50juta per UMKM. Ada juga KUR dan yang lainnya. Sedangkan bidang pembinaan dan pelatihan, Pegadaian banyak memberikan dan membagikan ilmu yang sangat bermanfaat. Mulai dari manajemen, apa yang harus dilakukan agar semakin berkembang baik di dalam maupun luar negeri.
Untuk pemasaran dan promosi, Pegadaian kata dia sangat intens memfasilitasi para UMKM untuk mengikuti pameran di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri misalnya diikutsertakan dalam pameran di Ciwalk, Bandung hingga pameran ke negeri kincir angin, Belanda dalam ajang “Pameran Travel Trade & Fair Vakantiebeurs 2024” di Jaarbeurs AL Utrecht, Netherlands.
Dirintis pada 2005, D-NATIQA juga melakukan penjualan melalui beragam platform. Diantaranya, penjualan online shop, online chanel melalui Instagram, WhatsApp, Website hingga market place. Termasuk fashion show, bazar, dan rutin mengikuti pameran di dalam maupun di luar negeri.
Karena base D-NATIQA berada di Bandung, Jawa Barat, otomatis pangsa pasarnya adalah masyarakat setempat. Kemudian Jakarta, dan pengiriman ke seluruh Indonesia.
Untuk luar negeri, D-NATIQA sudah merambah pameran di Thailan, Korea, New York-Amerika Serikat, mengikuti fashion show dan pameran di Belanda, dan saat ini sedang mengikuti pameran di Hongkong. Selain itu, ada juga customer dari Australia, China, Newzeland, Auckland hingga 20 negara lainnya.
Menjadi binaan Pegadaian, lanjut Dewidya, juga berdampak pada peningkatan jumlah karyawan, volume produksi, hingga nilai penjualan D-NATIQA.
“Dari sisi penjualan jelas sangat meningkat setelah ikut Pegadaian karena kami mengikuti sejumlah pameran yang difasilitasi Pegadaian. Misalnya di Belanda, peminatnya sangat luar biasa antusias terhadap produk D-NATIQA,” ungkap Dewidya.
Begitu juga dari sisi promosi, semakin banyak berpromosi di luar negeri, semakin banyak juga permintaan atau pembeli dari berbagai belahan dunia. Seiring dengan peningkatan permintaan, volume produksi dan karyawan otomatis meningkat mengikuti peningkatan permintaan.
“Yang pasti penciptaan lapangan kerja, baik kepada karyawan, pengrajin, termasuk pada sumber raw material yakni ‘petani’ mutiaranya. Dari keuntungan juga kami bisa berbagi. Insyaallah D-NATIQA bisa terus memberikan manfaat bagi banyak orang,” paparnya.
Selain ilmu memajukan UMKM, Dewidya mengaku mendapat banyak pengalaman berkesan, mulai saat ikut pelatihan GadePreneur hingga pernah mengikuti Enterpreneur Camp (ECAMP) yang semuanya juga difasilitasi Pegadaian.
“Saya juga ikut pelatihan ECAMP selama tiga hari dua malam, belajar banyak hal. Mulai dari membangun bisnis, manajemen, mindset membangun bisnis, mental membangun usaha agar bisa bertahan dalam jangka panjang hingga cara betkomunikasi dengan customer yang semuanya difasilitasi Pegadaian. Komunikasi pihak Pegadaian juga sangat baik, membuat kami sangat terkesan dan sangat membantu kami untuk berpraktek di dalam dan di luar negeri melalui pameran atau bazar,” jelas Dewidya bersemangat.
Bahkan Dewidya diajukan oleh Pegadaian untuk menjadi “BRIlianpreneur 2023”.
“Support Pegadaian sangat luar biasa sekali kepada UMKM, baik untuk pameran di dalam maupun luar negeri,” ucapnya.
Target D-NATIQA selanjutnya, ungkap Dewidya, adalah berupaya lebih memperkenalkan D-NATIQA ke seantero Indonesia. Harapannya mempunyai toko di kota kota besar seluruh Indonesia. Utuk luar negeri, ia berharap bisa ekspor terus-menerus ke seluruhan negara. Bahkan bercita-cita juga memiliki toko di sejumlah negara potensial. Harapan lainnya, mempunyai pabrik sendiri yang lebih besar dan representative.
Karena itu ia berharap kepada pemerintah, agar terus mensupport UMKM untuk bisa berkembang semakin berdaya saing, baik dari sisi sistem, networking hingga demand. Termasuk kemudahan regulasi untuk bisa membawa produk ke luar negeri, akses pengiriman ke seluruh penjuru negeri, maupun bantuan berupa dana.
KOMITMEN PEGADAIAN DUKUNG UMKM NAIK KELAS
Keberhasilan PT Pegadaian membawa Zante dan D-NATIQA Pearls & Jewels, go global adalah dua dari sekian banyak pelaku UMKM yang menjadi binaannya. Pada GadePreneur 2023, Pegadaian tercatat telah memberikan pelatihan terhadap 360 peserta yang sebelumnya lolos kurasi dari total 2.360 pendaftar. Dari 360 peserta ini, 30 peserta diantaranya mendapatkan fasilitas rebranding.
Di 2024 ini, Pegadaian kembali mengadakan “GadePreneur 2024” untuk 360 peserta yang terpilih dan berhasil lolos kurasi dari total 3.174 pendaftar.
Keberhasilan Pegadaian mewujudkan komitmen yang selama ini terus mendukung kemajuan UMKM, juga mendapat pengakuan dan apresiasi dari sejumlah pihak.
Diantaranya, Pegadaian diganjar tiga penghargaan sekaligus pada penyelenggaraan “PaDi UMKM Hybrid Expo & Conference 2024”. Apresiasi ini diterima perusahaan pada acara Penutupan dan Penyerahan Penghargaan di Ballroom Kementerian BUMN Jakarta, pada 27 Agustus 2024 lalu.
Dalam acara dengan mengusung semangat “Bersama BUMN Bangun Ekosistem UMKM” itu, menempatkan PT Pegadaian sebagai Peringkat III BUMN Tipe B Kategori Buyer Group dengan Jumlah Pengampu Terbanyak oleh Kanwil IV Balikpapan.
Peringkat III BUMN Tipe B Kategori Buyer Group dengan Volume Transaksi Terbanyak oleh Kanwil VI Makassar; dan Peringkat II BUMN Tipe B Kategori BUMN dengan Volume Transaksi Terbanyak oleh Kantor Pusat PT Pegadaian.
Saat menerima apresiasi tersebut, Direktur Umum PT Pegadaian Gunawan Sulistyo mengaku sangat bersyukur dan bangga karena dapat terus memberikan manfaat untuk ekonomi Indonesia, khususnya kepada UMKM.
“Apresiasi ini merupakan buah hasil dari komitmen kami dalam memfasilitasi dan mengembangkan UMKM binaan untuk dapat mengikuti PaDi UMKM Expo dan menjual barang dagangan mereka pada aplikasi PaDi UMKM. Kami akan terus berupaya membawa UMKM naik kelas,” tutur Gunawan.
Raihan Pegadaian itu tidak lepas dari penilaian atas upaya perusahaan memfasilitasi dan mengembangkan UMKM. Kontribusi ini juga dilakukan oleh Pegadaian yang mendorong keaktifan buyer grup serta penambahan kategori produk yang dapat dibelanjakan melalui PaDi UMKM. Selama tahun 2024, Pegadaian telah mempunyai 243 seller aktif di PaDiUMKM dengan total volume transaksi hingga Rp241 miliar.
Lima hari sebelumnya, Pegadaian juga menerima penghargaan program Literasi Finansial Terbaik pada Financial Literacy Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di JIExpo Kemayoran Jakarta, pada 22 Agustus 2024 lalu.
Apresiasi diberikan kepada perusahaan dan instansi yang dinilai berkomitmen dan giat dalam Gerakan Nasional Cerdas Keuangan.
Pegadaian sendiri menerima penghargaan berkat inovasi dan efektivitas program literasi finansial yang telah dijalankan. Tidak hanya memberikan pengetahuan dasar mengenai pengelolaan keuangan, tetapi juga membekali UMKM dengan keterampilan praktis untuk mengelola bisnis dan mengembangkan usaha secara berkelanjutan.
Program dirancang Pegadaian untuk memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi para pelaku UMKM, sehingga dapat tumbuh dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Sejalan dengan pencapaian tersebut, Pegadaian berkomitmen untuk terus memberikan produk dan layanan terbaik bagi masyarakat, serta menghasilkan kinerja terbaik.
Tidak hanya dalam industri pegadaian dan pembiayaan UMKM, bahkan kini Pegadaian mulai melebarkan sayapnya dalam mengembangkan ekosistem emas untuk terwujudnya visi perusahaan dan mendukung pemerintah mencapai Indonesia Emas 2025.
“Kami berharap, Pegadaian dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tidak hanya melalui gadai, tetapi pembiayaan dan produk investasi Pegadaian,” tambah Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan.
Komitmen PT Pegadaian itu juga sejalan dengan pemerintah yang fokus mengembangkan UMKM. Kontribusi UMKM per tahun rata-rata menyumbang 61 persen Produk Domestik Bruto atau 9.850 triliun rupiah. Tenaga kerja yang terserap pun bisa mencapai 119,6 juta orang. Abdullah Karim Siregar