Bogor, PUBLIKASI — Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor meminta agar masyarakat waspada terhadap peluang aksi kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Dengan adanya kewaspadaan dan kepedulian dari masyarakat, diharapkan tidak ada kejadian serupa seperti yang terjadi pada tewasnya pelajar RM (17 tahun), usai ditikam pelajar lain pada Rabu (6/10) malam.
Dudih Syiarudin Ketua KPAID Kota Bogor merasa miris lantaran kejadian kekerasan ini terjadi pada hari ketiga pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Bogor, yang telah berlangsung sejak Senin (4/10). Meskipun kejadian itu terjadi pada malam hari di luar jam sekolah.
“Jadi ini harus concern semua. Kita terus bergerak, kita melakukan upaya melakukan berbagai pencegahan, sosialisasi pada masyarakat. Kesempatan ini tidak bisa diprediksi, tapi bisa kita awasi,” ujar Dudih kepada Republika.co.id, Kamis (7/10).
Dudih mengaku pihaknya akan terus turun ke wilayah, seperti yang dilakukan sebulan terakhir untuk membentuk berbagai kelembagaan di wilayah. Hal itu berkaitan dengan perlindungan anak.
Katanya, kejadian ini dikhawatirkan bisa terjadi secara berulang. Ketika masyarakat, terutama orangtua tidak memiliki kepedulian terhadap anak-anaknya. Ditambah dengan situasi euforia anak-anak yang selama hampir dua tahun tidak bertemu dengan teman-temannya, selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19.
Sambungnya, pihaknya akan memberikan fokus secara intensif kepada pihak sekolah. Baik sekolah pelaku, maupun korban yang berada di sekolah berbeda.
Padahal, Dudih mengatakan, sehari sebelum kejadian KPAID Kota Bogor sempat berkoordinasi dengan sekolah korban sebagai bentuk pengawasan. Adanya kejadian ini pun sangat disesalkan olehnya. *Ristia