Kabul, PUBLIKASI – Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang melarikan diri pada bulan lalu setelah Taliban memasuki Kabul, meminta maaf kepada rakyat Afghanistan. Dia menyesali dirinya tidak bisa mengakhiri konflik dengan cara yang berbeda.
Ia mengakui pergi dari Kabul sebagai keputusan tersulit dalam hidupnya. Ghani mengklaim kepergiannya untuk menghindari risiko pertempuran yang semakin parah. Dalam sebuah pernyataan di Twitter, Ghani menegaskan tujuan dia meninggalkan Afghanistan hanya untuk menyelamatkan Kabul dan enam juta warganya.
“Saya pergi atas desakan keamanan istana yang menasihati saya. Saya tidak pernah berniat meninggalkan rakyat saya,” kata Ghani, dilansir Daily Sabah, Kamis (9/9).
Ia berusaha untuk menolak tuduhan korupsi dan menyangkal klaim pemimpin Afghanistan melarikan diri dengan membawa uang jutaan dolar. Ghani menyebut tuduhan itu sepenuhnya salah.
“Korupsi adalah wabah yang melumpuhkan negara kita selama beberapa dekade dan memerangi korupsi telah menjadi fokus utama dari upaya saya sebagai presiden. Saya telah mengumumkan secara terbuka semua aset saya,” ujar dia.
Ia juga menyerukan adanya penyelidikan independen di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas keuangannya. Beberapa jam setelah berita pelarian Ghani pada 15 Agustus, Kedutaan Besar Rusia mengklaim pemimpin Afghanistan itu bergegas meninggalkan negara dengan mobil dan helikopter yang penuh uang. Sebelumnya, Ghani juga dituding korupsi oleh para kritikus dan aktivis.
“Saya memberikan penghargaan dan rasa hormat saya yang mendalam atas pengorbanan semua warga Afghanistan, terutama tentara Afghanistan dan keluarga mereka selama 40 tahun terakhir. Saya meminta maaf kepada orang-orang Afghanistan. Mereka tidak pernah goyah dan akan membimbing saya selama sisa hidup saya,” tambahnya.*ristia/sudin