Jakarta, PUBLIKASI – Kepala Divisi Humas Polri, Irjen (Pol) Argo Yuwono mengatakan pelatihan anggota jaringan Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah yang berhasil dibongkar Polri adalah untuk pelatihan bela diri.
Argo menyebut, ada beberapa lokasi yang digunakan untuk pelatihan dengan jenis pelatihan yang berbeda-beda. “Ada daerah tertentu lagi yang dilatih untuk bagaimana biar sehat, biar fit, badan itu tidak cepat capek dan sebagainya,” kata Argo dalam konferensi pers, Senin (28/12).
“Jadi ini keterampilan-keterampilan inilah yang diberikan oleh pelatih berlangsung selama 6 bulan,” kata dia. Argo mengatakan, setelah selesai dilatih, mereka kemudian siap untuk dikirim ke Suriah dan bergabung dengan organisasi terroris Jabbah Nusrah yang berafiliasi dengan Al Qaeda untuk melanjutkan pelatihan militer di sana.
“Jadi di Suriah sana dilakukan pelatihan berupa caranya menggunakan senjata api yaitu laras panjang dan pistol sampai dengan perakitan bom sebelum diterjunkan untuk perang yang nyata di sana,” ucap Argo.
Ia mengatakan jaringan Jamaah Islamiyah memiliki 7 angkatan yang terdiri dari 96 anggota. Dari jumlah tersebut, sebanyak 66 orang telah berhasil berangkat ke Suriah. “Kenapa 66, kenapa tidak 96 yang ke Suriah? Karena ada bebeapa yang sudah kita lakukan penangkapan sehingga jumlahnya juga berkurang yang berangkat ke Suriah,” kata Argo.
Ia mengatakan, anggota yang berangkat ke Suriah juga ada beberapa yang tewas dan dimakamkan di sana. Selain itu, ada pula dari mereka yang sudah kembali ke Indonesia “Tentu beberapa sudah kita lakukan penangkapan dan sudah divonis oleh pengadilan dan masih ada yang dalam proses,” ucap Argo.
Lebih lanjut, Argo menuturkan, polisi telah menangkap pelatih kelompok ini bernama Joko alias Karso. Joko, imbuh dia, tak hanya berperan sebagai pelatih, tetapi juga merekrut pelatih. Sejauh ini, sudah ada 8 pelatih yang telah direkrut Joko untuk melatih anggota mereka.
Argo mengatakan, para pelatih tersebut setidaknya memilih 10 anggota terbaik yang berasal dari ponpres atau jaringan JI untuk direkrut. “Tidak semua 10 besar ya tetapi ada yang dipilih, dilihat mentalnya, bagaimana posturnya, dan bagaimana dia ideologinya,” kata Argo. (Red)