Sri Lanka Akan Stop Bangun PLTU Dari Batu Bara

Jakarta, PUBLIKASI – Pemerintah Sri Lanka akan menghentikan pembiayaan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bersumber dari batu bara.

Langkah ini diambil sebelum pemerintah Sri Lanka menghadiri pertemuan perubahan iklim global yakni COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Sebanyak 44 persen listrik Sri Lanka dipasok dari batu bara dan pembangkit tenaga ombak. Kemudian diikuti oleh diesel sebesar 9 persen dan sisanya dipasok dari tenaga angin dan tenaga surya.

Juru Bicara Kabinet Ramesh Pathirana mengatakan pemerintah telah menyetujui wacana meninggalkan batu bara sebagai pembangkit listrik.

“Kabinet telah menyetujui proposal yang diajukan oleh Menteri Ketenagalistrikan untuk mendukung inisiatif dalam menolak pembangunan PLTU baru,” kata Ramesh dikutip dari AFP, Selasa (26/10).

Selain itu, pemerintah turut akan mengizinkan investor lokal dan internasional untuk membangun proyek energi baru dan terbarukan di negerinya.

Pejabat Ceylon Electricity menegaskan akan menghapus PLTU keempat yang direncanakan akan dibangun dalam waktu dekat. PLTU tersebut berlokasi di utara Ibukota Kolombo yakni wilayah Norochcholai.

Sejak direncanakan akan membangun PLTU pada tahun depan, pemerintah Sri Lanka tidak merealisasikan satu pun rencananya. Pasalnya, permintaan energi saat ini diharapkan dapat menggunakan proyek energi terbarukan bagi masa depan.

Juru Bicara Presiden Sri Lanka Kingsly Rathnayaka mengkonfirmasi bahwa Presiden Gotabaya Rajapaksa akan menghadiri UN Climate Change Conference pada akhir Oktober mendatang.

Namun demikian, sebelum menghadiri pertemuan tersebut Sri Lanka masih belum mengambil kebijakan net-zero target seperti yang dilakukan negara lainnya. *Arya

Leave a Comment!