Jakarta, PUBLIKASI – Isu reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali beredar dalam beberapa waktu terakhir. Menanggapi wacana ini, pengamat sosial politik dan ekonomi nasional, Dr. John N. Palinggi, MM., MBA., menyampaikan pernyataan keras, tetapi cerdas.
Menurut Dr. John, isu reshuffle kabinet memang bisa mengemuka kapanpun. Entah memasuki dua tahun, saat satu tahun, bahkan 100 hari kepemimpinan Presiden. Namun ia menegaskan, apapun pembicaraan terkait isu itu adalah dinamika demokrasi yang terbangun di alam reformasi, termasuk meramal siapa yang bakal direshuffle dan sebagainya.
Meski begitu, kata John, yang harus dipahami masyarakat adalah jangan sampai setiap pembicaraan menimbulkan kegaduhan di masyarakat dengan isu-isu yang tidak pasti.
“Seolah-olah bak juru bicara Presiden, meramal-ramal akan ada reshuffle, siapa yang bakal diganti dan seterusnya. Itu secara tidak langsung mendegradasi hak prerogatif Presiden untuk mengganti siapa yang menjadi menterinya,” tegas Dr. John, di Jakarta, Kamis (9/9/2021).
Sejatinya, lanjut John, ada atau tidak reshuffle sepenuhnya tergantung pada Presiden. Sebab, Presiden tahu persis siapa orang yang tepat pada posisi yang tepat untuk membantu tugas-tugas negara yang diamanahkan kepadanya.
“Bisa saja ada usulan dari mana-mana, termasuk partai politik, itu wajar-wajar saja. Tapi pada akhirnya, filter terakhir ada di tangan Bapak Presiden,” ujarnya.
Di sisi lain kat Ketua Umum Asosiasi Mediator Indonesia (Amindo) ini menjelaskan, reshuffle merupakan penyegaran. Artinya, belum tentu menteri yang diganti itu berbuat kesalahan. Pertimbangan reshuffle itu, bisa saja ada hal-hal yang perlu dimaksimalkan berdasarkan profesionalisme, pengalaman, dan keilmuan seseorang terhadap suatu tugas.
“Jadi, bukan berarti, seorang menteri yang direshuffle berbuat salah, lalu yang menggantikannya itu lebih hebat. Tidak demikian,” kata John lagi.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, sambung Dr John, penting bagi Presiden memiliki kesepahaman dengan para menteri sebagai pembantunya. John meyakini dengan menteri-menteri yang sekarang, tentu sudah ada kesepahaman dengan Presiden awalnya. Hanya saja, dalam perjalanan waktu, kelemahan secara individual bisa saja ada. Untuk itu, mungkin dipandang perlu penyegaran (refreshing).
Ketika dikaitkan reshuffle dengan pertemuan Presiden Jokowi dengan para pimpinan parpol, termasuk PAN, Dr John tidak menampiknya.
“Kan bagus dan positif kalau semakin banyak partai merapat ke Pemerintahan. Tentu bisa memperkuat posisi Presiden dalam membangun negara,” tukasnya.
Saat ini, lanjut John, ada dua masalah yang dihadapi bangsa ini. Pertama, maksimalisasi penanganan pandemi Covid-19. Kedua, secara bersamaan harus menggerakan roda perekonomian secara produktif, baik individu maupun kelompok. Sebab, tidak mungkin orang sehat, tapi tidak makan.
Sebaliknya, tidak mungkin ada makan, tapi sakit. Namun, mungkin karena keterbatasan anggaran, maka kedua hal tersebut harus dilakukan selektif, seefektif mungkin, dan berdaya guna untuk mencapai sasaran secara maksimal.
John juga mengimbau masyarakat bisa mematuhi anjuran pemerintah dalam penerapan PPKM yang berkelanjutan, supaya semua sehat, aman, dan tentram.
Ketua Harian Bisma–wadah kerukunan antar-umat beragama ini menegaskan, bangsa ini sudah begitu lelah menghadapi pandemi Covid-19, sehingga jangan ditambah lagi dengan menghadirkan isu yang tidak-tidak. Sebab, kata Dr John, hal ini akan membuat resah sejumlah menteri yang saat ini tengah berjibaku mengimplementasikan berbagai program Presiden.
Menurut Dr John yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi Indonesia (Ardin) ini, Pemerintah Indonesia cukup berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19. Padahal dari sisi jumlah penduduk jumlahnya luar biasa banyak dengan wilayah yang begitu luas.
“Dibanding negara lain, penanganan pandemi Indonesia bisa dikatakan cukup berhasil. Coba lihat saja, saat ini masyarakat sudah lebih tenang, berbagai tempat sudah mulai dibuka, bahkan sekolah tatap muka sudah diizinkan, dan sebagainya. Itu menandakan pemerintah cukup berhasil mengendalikan pandemi ini,” tutur Dr. John.
“Tidak perlu kita mencari-cari kesalahan orang lain. Lihat saja ke diri sendiri, apa yang kita lakukan sudah benar atau belum? Bangsa ini tidak bisa dibangun dari pemikiran yang picik dan dangkal seperti itu,” tandas Presiden Direktur PT Karsa Mulindo Semesta Group ini. Sudin