Jakarta, PUBLIKASI — Menyambut masa libur panjang Hari Raya Waisak serta menjelang masa cuti bersama, Terminal Petikemas Koja (TPK Koja) menegaskan komitmennya dalam menjaga kelancaran arus barang dan memastikan pelayanan optimal kepada seluruh pengguna jasa. Momentum libur panjang kerap menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan logistik pelabuhan, terutama dengan potensi terjadinya penumpukan aktivitas bongkar muat.
Menanggapi hal tersebut, manajemen TPK Koja telah menyusun dan menyiapkan serangkaian langkah antisipatif strategis, demi mendukung kelancaran operasional serta memastikan kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia di semua lini.
Berikut lima strategi utama yang telah disiapkan:
1. Optimalisasi SDM dan Peralatan
Seluruh personel operasional disiagakan penuh selama 24 jam dalam pola kerja shift untuk menjaga kontinuitas layanan, baik selama libur Waisak maupun saat cuti bersama dan pasca-libur. Peralatan utama seperti quay crane, RTG, dan reach stacker dipastikan dalam kondisi prima. TPK Koja juga telah menyiapkan minimal 21 unit RTG yang siap beroperasi untuk menunjang kegiatan bongkar muat kapal, receiving, dan delivery di lapangan.
2. Koordinasi dengan Stakeholder Terkait
TPK Koja aktif berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan, Bea Cukai, asosiasi pengguna jasa pelabuhan, serta instansi terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk memitigasi potensi kemacetan dan mencegah keterlambatan dalam proses administratif, termasuk dalam pelaksanaan pemindahan lokasi penumpukan (PLP).
3. Imbauan kepada Depo untuk Tetap Operasional di Hari Libur
Sebagai upaya menjaga kelancaran rantai logistik, TPK Koja mengimbau seluruh depo mitra untuk tetap melakukan kegiatan penarikan kontainer selama hari libur. Dengan begitu, kepadatan di lapangan penumpukan dapat diminimalisasi dan arus keluar barang pasca-libur panjang bisa berlangsung lebih cepat dan efisien.
4. Monitoring YOR (Yard Occupancy Ratio) dan Evaluasi Real-Time
TPK Koja mengaktifkan sistem pemantauan operasional secara real-time untuk memantau pergerakan petikemas sekaligus mengantisipasi lonjakan YOR. Berdasarkan kondisi saat ini dan perkiraan kedatangan kapal selama libur panjang, YOR di Terminal Petikemas Koja tercatat masih dalam kondisi aman, yakni di bawah 50%. Tim operasional juga siap mengantisipasi potensi kepadatan di area receiving, delivery, dan gate in/out selama dan setelah libur.
5. Layanan Pelanggan Diperkuat
Untuk menjaga kualitas layanan, tim layanan pelanggan disiagakan 24 jam untuk memberikan informasi terkini mengenai status petikemas, jadwal operasional, serta solusi atas kendala yang mungkin dihadapi pengguna jasa. Selain itu, tersedia Information Centre yang aktif selama 24 jam penuh, lengkap dengan petugas yang siap melayani kebutuhan pengguna jasa secara cepat dan responsif.
Sekretaris Perusahaan TPK Koja, Paulus Cahyandaru, menyampaikan, “Kami memahami pentingnya menjaga kelancaran rantai pasok nasional. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan responsif terhadap kebutuhan pengguna jasa pasca libur panjang.”
Lebih lanjut, ia menambahkan, “Kami telah menyusun skenario operasional berbasis data historis trafik pasca-libur nasional. Dengan penguatan SDM, sistem digital, serta koordinasi lapangan, kami optimistis dapat mengelola lonjakan aktivitas secara efisien tanpa mengganggu waktu tinggal petikemas.”
Dengan kesiapan ini, TPK Koja menunjukkan dukungannya terhadap langkah-langkah KSOP dalam mengantisipasi masa libur panjang dan pasca-liburan.
Komitmen ini menjadi bukti nyata peran TPK Koja dalam menjaga stabilitas logistik nasional melalui pelayanan yang andal, tanggap, dan berkelanjutan. ( Andi Roesman Rola)