Pidato Presiden Jokowi di Sidang Majelis Umum PBB : Semua Negara Berhak Dapat Vaksin Korona dengan Harga Terjangkau

 Jakarta, PUBLIKASI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin bekerja sama dengan seluruh negara di dunia terkait penyediaan vaksin Covid-19. Menurutnya, semua negara harus mendapatkan akses setara terhadap vaksin korona dengan harga terjangkau.

Pernyataan ini diungkapkan Jokowi pada Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) secara virtual, Rabu (23/9). Kepala Negara berpidato menggunakan bahasa Indonesia.

“Kita harus bekerja sama untuk memastikan, bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau. Untuk jangka panjang tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat,” ujarnya.

Kerja sama antarnegara sangat penting terkait penanganan corona. Apalagi, saat ini vaksin menjadi game changer untuk perang melawan pandemi Covid-19.

“Kerja sama dalam penanganan Covid-19 harus kita perkuat, baik dari sisi kesehatan, maupun dampak sosial ekonominya. Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi,” imbuhnya.

Menurut Jokowi, ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia.

Sementara itu, dari sisi ekonomi, reaktivasi sektor ini secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada. Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia.

“Dunia yang sehat dunia yang produktif harus menjadi prioritas kita. Semua itu dapat tercapai jika semua bekerja sama. Mari kita memperkuat komitmen dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerja sama,” tandasnya.

Kedaulatan Wilayah

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menyoroti perdamaian dunia yang belum terwujud meski PBB telah berusia 75 tahun. Disinggung pula soal penghormatan terhadap kedaulatan wilayah yang kerap tidak diindahkan.

“Tahun ini genap 75 tahun usia PBB, 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar perang besar, perang dunia II tidak terulang kembali. 75 tahun lalu PBB dibentuk agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera,” ujarnya.

Menurut Jokowi, perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Tak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya pula menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam.

“Pimpinan sidang yang terhormat, di usia PBB yang ke 75 ini kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita sama, belum,” ungkapnya.

Jokowi melihat konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan, dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan.

“Prinsip-prinsip piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah,” tandasnya. **

Leave a Comment!