Jakarta, PUBLIKASI — Komite Disiplin (Komdis) PSSI telah menjatuhkan sanksi kepada lima mantan pemain Perserang yang terlibat dalam percobaan pengaturan skor dalam pertandingan Liga 2 2021/2022.
Kelima pemain Perserang yang telah dipecat tersebut adalah Eka Dwi Susanto, Fady Edy, Ivan Juliyandhy, Ade Ivan Hafilah, dan Aray Suhendri. Ada pula satu sanksi lagi kepada pemain yang mencoba mengatur laga untuk kepentingan judi.
Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing mengatakan, kelima pemain tersebut terbukti melakukan tindakan percobaan pengaturan skor. Kelima pemain tersebut belum menerima honor yang dijanjikan dan pesanan skornya tidak terlaksana.
“Suap belum terbukti, ini baru upaya. Kasusnya percobaan suap, tetapi ketika ada transaksi kita akan putuskan sanksi seumur hidup. Ini tidak terealisasi. Kalau ternyata memang terjadi, pasti kita akan sanksi seumur hidup,” kata Erwin.
Berdasarkan sidang Komdis PSSI dengan memanggil 14 orang pada Senin hingga Selasa (1-2/11), yaitu satu manajer Perserang, pelatih dan asisten pelatih, serta 11 pemain, hanya lima pemain yang terbukti bersepakat untuk melakukan kecurangan.
“Keputusan yang kami ambil, memberi hukuman kepada yang terlibat dalam percobaan match fixing. Setelah kami periksa ternyata memang ada pemain kita yang tidak beritikad baik dan bersekongkol, dan berhubungan dengan pihak luar,” ujar Erwin.
“Yang disebut pengaturan skor dari pihak lain adalah bagaimana pemain Perserang kalah di babak pertama. Itu tawarannya, dengan iming-iming Rp150 juta. Yang dihubungi salah satu pemain Perserang Eka Dwi Susanto,” ucapnya menjelaskan.
Manajer, pelatih, dan asisten pelatih Perserang, tidak diberikan sanksi karena terbukti tidak terlibat. Pelatih Perserang Putut Wijanarko disebut Komdis PSSI mengetahui rencana tersebut sehingga tidak menurunkan pemain yang telah bersepakat.
“Setelah kami teliti Putut tidak terlibat. Ia tidak dihubungi, tidak diajak, tetapi diberi tahu. Pada saat pertandingan, ia tidak memainkan kelima orang ini saat menghadapi Badak Lampung, karena dia mendengar informasi,” kata Erwin.
“Namun Eka akhirnya tetap bermain karena tidak ada bisa yang bisa mengimbangi posisi dia. Itulah peran saudara Putut. Kenapa dia diberhentikan klub? Itu karena masalah manajemen saja. Kami tidak melihat ada kaitannya dengan pengaturan skor,” ujarnya.
Satu pemain lainnya, Muhammad Diksi Hendika, disanksi karena kasus yang berbeda. Diksi disebut mengontak kiper Perserang Yogi Triana agar timnya tidak kalah dari Badak Lampung pada 25 Oktober, karena ia sudah bertaruh dengan rekannya.
“Saudara Diksi Hendika atau dipanggil Odoy menghubungi Yogi Triana. Ia bertaruh dengan temannya dan meminta Yogi agar tidak kalah dan dia akan diberi imbalan. Kami menilai pemain sudah memasang taruhan,” ucap Erwin saat jumpa pers virtual pada Rabu (3/11). *Arya